Kabar gembira bagi kita semua yang ingin menikmati akses internet cepat di tempat-tempat terpencil. Amazon telah mengumumkan proyek ambisius mereka yang disebut "Project Kuiper," sebuah inisiatif jaringan satelit di orbit rendah (LEO) untuk meningkatkan akses internet global. Bersamaan dengan SpaceX milik Elon Musk yang telah lebih dulu meluncurkan layanan satelit internet bernama "Starlink," kini muncul persaingan menarik antara dua raksasa teknologi ini.
Amazon Menuju Misi Kuiper
Pada tanggal 21 Juli, Amazon mengumumkan proyek "Project Kuiper" yang akan membangun sebanyak 3.236 satelit di orbit rendah. Mereka telah memulai konstruksi fasilitas pemrosesan satelit baru di Kennedy Space Center milik NASA di Florida, dengan investasi sebesar 120 juta dolar AS dan menciptakan hingga 50 lapangan kerja baru di wilayah Space Coast.
Misi dari Project Kuiper adalah menyediakan akses internet cepat dan terjangkau bagi masyarakat yang belum terlayani di seluruh dunia. Seperti yang dikutip dalam pernyataan perusahaan, Amazon berkomitmen untuk meningkatkan akses broadband global bagi komunitas-komunitas yang belum terlayani atau minim akses internet.
Starlink, Pendahulu di Dunia Internet Satelit
Seperti yang pernah dibahas oleh media Bloomberg, proyek Project Kuiper mirip dengan layanan internet satelit milik Elon Musk, yaitu Starlink milik SpaceX. Layanan Starlink telah menggunakan ribuan satelit di orbit rendah untuk menyediakan akses internet broadband di Bumi. Pada Juli 2023, tercatat telah ada 4.519 satelit Starlink yang beroperasi. Perkiraan 4.487 di antaranya berfungsi dengan baik, menurut astronom Jonathan McDowell seperti yang dilansir di Space.com.
Perbandingan Biaya Antar Layanan
Tentu saja, salah satu pertanyaan besar yang muncul adalah berapa biaya langganan untuk layanan Amazon dan Starlink. Sayangnya, Amazon belum mengumumkan secara resmi berapa tarif yang akan mereka kenakan. Namun, pada Maret lalu, Amazon menyatakan ambisinya untuk merancang terminal pelanggan dengan biaya produksi kurang dari 500 dolar AS.
Dalam bulan April, CEO Amazon, Andy Jassy juga mengungkapkan bahwa perusahaan telah mengembangkan terminal baru yang akan berkomunikasi dengan satelit di langit dan diperkirakan bisa diproduksi dengan biaya kurang dari 400 dolar AS per unitnya.
Sementara itu, Starlink menawarkan layanan internet bagi rumah tangga dengan biaya bulanan antara 90 hingga 120 dolar AS, ditambah biaya perangkat sebesar 599 dolar AS. Untuk keperluan bisnis, biayanya berkisar antara 250 hingga 1.500 dolar AS per bulan, dengan biaya perangkat sebesar 2.500 dolar AS.
Estimasi Harga dari Para Ahli: Amazon Lebih Murah
Menurut sejumlah ahli, Amazon kemungkinan akan menawarkan tarif yang lebih rendah daripada Starlink. Peter Cohan, seorang profesor manajemen di Babson College, memperkirakan biaya langganan per tahunnya bisa sekitar 1.000 dolar AS, yang jauh lebih murah daripada harga yang ditawarkan oleh Starlink.
Menariknya, dengan harga terminal standar Amazon yang hanya sekitar 400 dolar AS, harga ini akan menjadi 33% lebih murah dibandingkan dengan biaya terminal Starlink sebesar 599 dolar AS. Jika Amazon benar-benar bisa menawarkan langganan per tahun sebesar 1.000 dolar AS, maka akan menarik banyak pelanggan baru di pasar bernilai 1 triliun dolar AS ini.
Pendapat CEO Amazon, Andy Jassy, juga menegaskan bahwa potensi pelanggan layanan internet satelit ini sangat besar, mencakup ratusan juta rumah tangga, bisnis, dan entitas pemerintahan yang saat ini memiliki akses internet terbatas atau bahkan tidak sama sekali.
Masa Depan Layanan Satelit Internet
Amazon juga berencana untuk meluncurkan dua prototipe satelit dalam beberapa bulan mendatang dan berharap dapat memulai produksi satelit dan uji coba pelanggan awal pada tahun 2024.
Dengan persaingan yang semakin ketat antara Amazon dan Starlink, perkembangan selanjutnya dalam layanan internet satelit ini pastinya akan menarik untuk diikuti. Kita nantikan bagaimana kedua perusahaan ini akan merancang paket harga dan fitur layanan yang menarik bagi pengguna di seluruh dunia. Mari kita sambut masa depan akses internet yang lebih cepat dan luas!
Sumber dari Yahoo Finance